menapak lagi
Sungguh sore ini tak jauh berbeda dengan sore biasanya. Hanya saja temaram mentari begitu jingga hingga wajahmu berkilau, indah. Kau bilang kau tak bisa lupakan genggaman ini, genggaman di ketepian ini, di tepi sulitnya aku menapak jika kau tak ada di samping, jujur. Ah ya, ternyata kau bukan milikku lagi. Terkadang aku malu, aku bukanlah siapa-siapa yang tak seharusnya menaruh harap. Aku cuma, aku sekadar. Tapi baiklah, kalimat ini sudah kukumul sekian musim, walau lancang mungkin untuk kau dengar; aku ingin menapak lagi, bersamamu. Malang, 2010