entah dari mana batasnya air hujan itu jatuh kelabu langit memudarkan titik mulanya berderai-derai berpijakku basah tergenang menguyup tubuh yang tiada berbalut hari ini kali kesekian aku meminta oh tuhannya para dewa, adakah hari berpenghujung itu? saat dimana leherku berbalut bunga dengan pundak berbalut sutra ungu mungkin terlalu berlebihan jika si punguk aku merindukannya memeluk dan berbisik, au revoir.. dan mati bersama *terinsipirasi dari seekor katak hujan yang diam berlindung di balik hangatnya roda mobil di garasi, sepertinya sedang menunggu dijemput, berdua sepayung.. :)